Kamis, 31 Oktober 2013

KIAT MENJADI PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN ISLAMI


Menjadi seorang pendidik memiliki keutamaan yang banyak sekali. Diantaranya adalah bahwa mendidik adalah jalan dakwah para nabi dan rasul. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah ta’ala (yang artinya), “Katakanlah: Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).
Keutamaan lain yang bisa diperoleh seorang pendidik adalah pahala yang tidak terputus, selama ilmu yang ia ajarkan terus diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika seorang manusia meninggal dunia, maka pahala amalnya akan terputus, kecuali tiga hal: Shadaqah Jariyyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk menjadi seorang pendidik yang Profesional dan Islami, hendaklah seorang guru memahami dan mengamalkan hal-hal berikut ini:
(1) Meniatkan Ikhlas karena Allah semata
Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan salah satu jenis ibadah, yang mana ibadah tidaklah diterima kecuali dengan niat yang ikhlas dan mutaba’ah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan dari apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

(2) Membekali Diri dengan Ilmu. Karena ilmu tidaklah didapat kecuali dengan belajar, maka membekali diri dengan ilmu sebelum mengajarkan merupakan seuatu kewajiban. Dan seorang guru tidak akan mampu mengajarkan ilmu yang ia tidak miliki/kuasai. Dalam sebuah pepatah Arab dikatakan, “Sesuatu yang tidak punya tidak bisa memberi apa-apa.” (Dinukil oleh Syaikh Albani dalam Kitab At-Tawassul Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu hal.74)

(3) Menjadi Teladan yang Baik bagi Anak Didiknya
Wajib bagi seorang pendidik untuk membaguskan akhlaknya dan menjadikan dirinya sebagai teladan bagi anak didiknya, serta menjauhi akhlak yang buruk. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Anak didik tidak akan menilai seorang guru hanya sekedar dari ucapan semata, namun ia juga akan melihat kesesuaiannya dalam akhlak dan perbuatannya. Berperilaku tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya juga termasuk hal yang dimurkai oleh Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, mengapa engkau mengatakan apa yang tidak engkau kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa engkau mengucapkan apa-apa yang tidak engkau kerjakan.” (QS. Ash-Shaaf: 2-3)

(4) Amanah terhadap Pekerjaannya
Selain mampu menjadi teladan bagi anak didiknya, seorang pendidik hendaklah amanah dengan tugas yang diembankan kepadanya. Disiplin terhadap waktu, amanah terhadap pekerjaan, rapi dan bersih dalam berpakaian. Demikianlah selayaknya seorang pendidik.

(5) Berdo’a kepada Allah.
 Sebesar apapun keinginan dan usaha seorang hamba untuk menjadikan dirinya dan orang lain paham terhadap apa yang ia sampaikan, tetaplah ia berdoa kepada Allah sebagai pemberi hidayah kepada seseorang. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya.” (QS. Al-Qashas: 56)

(6) Bersikap Sabar menghadapi Perilaku Anak Didiknya
Dalam mengajar, seorang guru dihadapkan pada perilaku dan karakter siswa yang berbagai macam. Terkadang seorang guru dihadapkan pada siswa yang sangat sulit diatur. Namun demikian, seorang guru harus tetap sabar dalam mengarahkan anak didiknya, dan berusaha mencari solusi setiap permasalahan.

Demikianlah diantara kiat yang dapat menjadikan seorang guru menjadi Pendidik yang Profesional dan Islami. Adapun faktor-faktor lain, seperti memanfaatkan teknologi dalam sistem pembelajaran adalah boleh, Allahu a’lam, selama tidak bertentangan atau melanggar batas syari’at. Sekian, ini hanyalah sedikit catatan ringan dari seorang guru berdasarkan pengalamannya dalam mengajar. Silahkan diambil jika ada manfaatkan, dan silahkan ditinggalkan jika ada yang kurang tepat di dalamnya. Akhirnya, hanya kepada Allah-lah kita memohon taufiqNya.

12 Orang yang Didoakan Oleh Para Malaikat

Insya Allah berikut inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat :
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”. (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa “sunnah” (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Jumat, 18 Oktober 2013

TIPOLOGI ANAK

Anak, menurut Al-Qur'an, dapat dikelompokkan kepada empat tipologi:

1.     Anak sebagai Perhiasan Hidup Dunia

AI-Qur'an menyatakan anak adalah perhiasan hidup dunia (Zinatu al-hayaa ad-dunya): Al-Kahfi 18:46)

QS.18:46. harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Sepasang suami isteri merasa rumah tangganya belum lengkap kalau belum ada anak. Ibarat perhiasan, anak-anak berfungsi memperindah sebuah rumah tangga.  Tetapi orang tua hanya memfungsikan anak sebagai perhiasan dan  melupakan pembinaan dan pendidikannya akhirnya menjadikan anak tidak lebih dari sebuah pajangan yang secara fisik dapat dibanggakan, tetapi  kualitasnya sama sekali mengecewakan, baik kualitas iman, ilmu, maupun amalnya.

2.     Anak sebagai Uiian

Selain sebagai perhiasan hidup dunia' anak iuga meniadi uiian (fitnah) bagi kedua orang tuanya' Allah berfirman: (QS. Al-Anfal 8, 28)

QS. 8:28. dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Orang tua diuji dengan kehadiran anaknya. Apakah anak-anak dapat melalaikannya dari  beribadah kepada Allah SWT atau apakah dia mampu melaksanakan tugasnya sebagai orang tua yang baik; mendidik dan membina anaknya menjadi anak yang saleh. Fitnah juga dalam arti anak bisa menyengsarakan dan mencemarkan nama baik orang tua.

3.     Anak sebagai Musuh

Anak juga bisa menjadi musuh bagi kedua orang ruanya: Allah berfirman: ( At-Taghibun 64:14)
QS.64:14. Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[1479] Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau Ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

Sungguh sangat mengecewakan kalau sampai anak menjadi musuh orang tua. Musuh bisa berarti secara fisik dan bisa juga dari segi ide, pikiran, cita-cita dan aktivitas. Bila orang tuanya di mana-mana melakukan amar ma'ruf nahi munkar, sang anak justru melakukan amar munkar nahi ma'ruf. Biia orang tuanya membangun, anak merusak, maka pada saat itu anak sudah berada pada posisi musuh.

4.     Anak sebagai Cahaya Mata

QS. 25:74. dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Qurratu 'ayun berarti cahaya mata' Permata hati, sangat menyenangkan. Inilah tipologi anak yang ideal. Kriteria tipologi ini antara lain tunduk dan patuh kepada Allah SWT, berbakti kepada
orang tua, bermuamalah dengan baik sesama manusia. Atau dengan ungkapan lain beriman, berilmu dan beramal. Hablun minallah dan hablum minannasnya berjalan dengan baik. Tipologi keempat inilah yang boleh kita sebut dengan "anak saleh".

Anak Saleh Tidak Dilahirkan

Anak saleh tidak dilahirkan, tapi dibentuk dan dibina lewat pendidikan. Rasulullah saw mengajarkan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.Ibu bapaknyalah yang berperan merubah fitrah itu menjadi -dalam bahasa Rasul-Yahudi, Nashrani atau Majusi:

Kullu mauluudin yuuladu ‘alal fitroti, faabawaahu yuhawwidanihi auyunashshiroonihi auyumajjisaanihi (HR. Bukhari)

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ibu bapaknyalah (yang akan berperan) mengubah anak itu menjadi seorang Yabudi, atau Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhori)

QS. 66:6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(At-Tahrim,66:6)

Pendidikan yang Seimbang

Pembinaan atau pendidikan yang akan melahirkan anak saleh adalah pendidikan yang seimbang, yaitu pendidikan yang memperhatikan seluruh aspek yang ada pada diri manusia; hati, akal dan fisik. Seorang pendidik harus menyantuni ketiga-tiganya. Masing-masing unsur tersebut tidak bisa berdiri sendiri. Ketiganya harus harmonis dan seimbang. Mengutamakan pembinaan fisik dengan mengabaikan akal dan hati akan melahirkan manusia hayawani. Mengutamakan pikiran saja melahirkan manusia syaithoni,sedangkan mengutamakan hati semata tentu tidak realistis ( karena manusia tidak bisa jadi Malaikat.

Mengapa Ada Orang yang Suka Mencuri?

Orang mencuri karena beberapa alasan, antara lain:
1. kebutuhan hidup yang mendesak, dan ia tidak mampu memenuhinya dengan penghasilan yang ia miliki, atau bahkan ia tidak memiliki penghasilan.
Jadi, ia mencuri karena miskin.
2.  nafsu untuk memiliki yang lebih banyak, merasa terus-menerus tidak cukup, padahal sebenarnya ia sudah memiliki penghasilan yang cukup, bahkan bisa jadi sudah kaya. Contoh pencuri seperti ini adalah koruptorJadi, ia mencuri karena tidak bersyukur
3. keadaan tertentu yang terpaksa. Misalnya seorang anak yang diculik, kemudian disuruh mencuri oleh penculiknya.
Jadi, orang ini mencuri untuk menyelamatkan diri.
4. karena keadaan psikologis, yaitu seseorang yang memiliki sejenis penyakit jiwa. Orang seperti ini terdorong selalu ingin mengambil milik orang lain.

Semua penyebab itu sebenarnya bermuara pada satu masalah, yaitu karena moral yang tidak baik. Jika seseorang mempunyai moral yang baik, antara lain dapat membedakan mana yang baik dan buruk, yang kemudian diikuti dengan keberanian untuk memilih yang baik, ia tidak akan mencuri.

Ada beberapa istilah dalam Islam kaitan dengan hal di atas, di antaranya :

Ghulûl
Ghulûl adalah isim masdar dari kata ghalla, yaghullu, ghallan, wa ghullan, wa ghulûlan (Ibnu Manzur, Lisânul ‘Arab) yang secara leksikal dimaknai akhadza al-syai’a fi khufyatin wa dassahu fi matâ’thî (mengambil sesuatu secara sembunyi-sembunyi dan memasukkan ke dalam hartanya) (M. Rawwas, Mu’jam Lughât al-Fuqahâ) dan khâna (khianat atau curang).

Rasulullah Saw menjelaskan kata ghulul dalam hadis riwayat Adi bin Amirah al-Kindi, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), lalu dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah ghulûl (harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari kiamat.”

Kemudian ada seorang lelaki hitam dari Anshar berdiri menghadap Nabi Saw, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, copotlah jabatanku yang engkau tugaskan.” Nabi Saw bertanya, “Ada apa gerangan?” Dia menjawab, “Saya mendengar engkau berkata demikian dan demikian,” Beliau Saw pun bersabda, “Aku katakan sekarang, bahwa barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), hendaklah dia membawa (seluruh hasilnya), sedikit ataupun banyak. Kemudian, apa yang diberikan kepadanya, maka dia boleh mengambilnya (halal). Sedangkan apa yang dilarang, maka tidak boleh.’” (HR. Muslim)

Dalam riwayat Buraidah, Rasulullah juga menegaskan makna ghulûl, beliau bersabda, “Barangsiapa yang kami tugaskan dengan suatu pekerjaan, lalu kami tetapkan imbalan (gaji) untuknya, maka apa yang dia ambil di luar itu adalah harta ghulûl (korupsi).” (HR. Abu Daud)

Sariqah 
Sariqah berasal dari kata saraqa yasriqu sarqan wa sariqah yang secara leksikal bermakna akhadza mâ lighairi khufyatan, yang berarti mencuri. Sariqah juga bermakna nahab (merampok), syahshan (menculik), syaian qalîlan (mencuri barang kecil, mencopet), dan muallafan (menjiplak, melakukan plagiat).

Para koruptor telah mencuri harta negara yang diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat, sedangkan dalam Islam sendiri berkeyakinan bahwa orang yang melakukan pencurian bukalah orang yang beriman, karena seorang yang beriman, ia tidak mungkin akan melakukan korupsi atau pencurian sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Pencuri tidak akan mencuri ketika ia dalam keadaan beriman.” (HR. Bukhari)

Rabu, 09 Oktober 2013

TOKOH-TOKOH FILSAFAT

1.     ARISTOTELES (382―322 S. M.)
Seorang filsuf besar Tunani Kuno. Tokoh pelopor logika dan juga seorang ilmuwan yang menelaah biologi, psikologi dan ilmu politik. Kini diakui sebagai filsuf ilmu yang pertama.
2.     THALES (604―546 s.M.)
Seorang pemikir terkemuka Yunani Kuno yang diakui sebagai Bapak Filsafat dan Bapak penalaran deduktif, ilmuwan yang pertama di dunia dan ahli matematik Yunani yang pertama, serta salah seorang dari Tujuh Orang Arif Yunani.
3.     PYTHAGORAS (572―497 s.M.)
Seorang ahli Matematika Yunani Kuno dan pendiri mazhab filsafat Pythagoreanisme yang mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari semua benda. Ia menganggap dirinya hanya seorang pecinta kearifan atau philosophos. Dari kata ini berkembang istilah philosophiayang berarti cinta kearifan.
4.     PLATO (428―348 s.M.)
Seorang filsuf besar Yunani Kuno yang mengembangkan filsafat spekulatif mengenai dunia ide yang sempurna dan abadi. Baginya filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif terhadap pandangan kebenaran yang menyeluruh.
5.     MARCUS TULLIUS CICERO (106―43 s.M.)
Seorang filsuf Romawi terkemuka yang tergolong aliran Stoicisme. Baginya filsafat adalah ibu dari semua pengetahuan dan diberi definisi sebagai ars vitae atau pengetahuan kehidupan.
6.     GALILEO GALILEI (1564―1642)
Seorang ilmuwan besar Italia yang menjadi pelopor ilmu modern. Ia menguasai segenap filsafat alam yang berkembang pada zamannya dari pengukuran kecepatan cahaya samapi penimbangan bobot udara.
7.     ISAAC NEWTON (1642―1727)
Seorang ilmuwan terbesar dan ahli matematika dari Inggris yang mengembangakn fisika, mekanika, dan kalkulus. Ia merumuskan pula tempat Aturan Penalaran bagi pengetahuan alam yang dikembangkannya.
8.     FRANCIS BALKON (1561―1626)
Seorang filsuf ilmu terkemuka Inggris dan pelopor metode induktif dalam mencari kebenaran dengan menyarankan langkah-langkah pengamatan empiris, analisis data yang diamati, serta penyimpulan dan pembuktian kebenaran sesuatu pangkal duga dengan pengamatan atau percobaan lebih lanjut.
9.     RENE DESCARTES
Seorang filsuf besar Perancis, ahli matematik, dan pelopor aliran filsafat rasionalisme. Dalam filsafat ia mengemukakan metode kesangsian untuk merenungkan terus sesuatu hal sampai tidak ada keragu-raguan lagi.
10.  GOTTFRIED WILHELM LEIBNIZ (1646―1716)
Seorang filsuf besar Jerman dan ahli matematika yang menguasai pula berbagai bidang pengetahuan seperti misalnya hukum, sejarah, adn teologi. Ia mengembangkan kalkulus dan kini diakui pula sebagai salah seorang pelopor logika simbolik.
11.  GEORGE BOOLE (1815―1864)
Seorang ahli matematika Inggris yang cemerlang dan pelopor logika simbolik. Dengan memakai lambang-lambang, metode analisis, dan rumus-rumus seperti aljabar, ia menyusun suatu sistem penalaran yang disebut logika kealjabaran atau lebih terkenal sebagai Aljabar Boole.
12.  AUGUSTUS DE MORGAN (1806―1871)
Seorang ahli matematika terkemuka Inggris dan pelopor logika modern, khususnya logika hubungan. Dua dalil mengenai pengingkaran pernyataan majemuk dalam logika modern yang dirumuskannya kini disebut De Morgan’s laws (dalil-dalil De Morgan).
13.  FRIEDRICH LUDWIG GOTTLOB FREGE (1848―1925)
Seorang ahli logika Jerman yang terkemuka dan memelopori perkembangan logika simbolik, filsafat matematika, dan filsafat bahasa. Ia mengemukakan suatu teori arti yang membedakan segi cakupan dan segi makna dari sesuatu nama diri.

Jumat, 04 Oktober 2013

“SERTIFIKASI GURU DAN KURIKULUM 2013”

Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis artikel “Seritikasi Guru dan Kurikulum 2013” ditinjau dari aspek filosofi, sosiologi, dan yuridis.

FILOSOFI
Dengan sertifikasi, guru dinilai sebagai tenaga professional, memiliki keahlian,  kemahiran atau kecakapan pada jalur pendidikan formal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan berdampak pada hasil/ output pendidikan dan lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan.

Dengan digulirkannya kurikulum 2013, penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Metode ini berusaha membelajarkan siswa untuk mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi  atau menguji  jawaban sementara atas suatu masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan (menemukan fakta-fakta melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikannya secara lisan maupun tulisan.

SOSIOLOGI
Ditinjau secara sosiologi, dengan adanya sertifikasi maka guru memiliki kelayakan untuk melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi. Selain itu, juga dapat menghindari malpraktik pendidikan sehingga tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Dengan  harapan, masyarakat memiliki kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, bertanggung jawab, toleransi terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki kesiapan bekerja, dan memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat.

Namun, dalam imlementasinya, Kurikulum 2013 memiliki tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan internal yaitu mengharuskan pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dan faktor perkembangan penduduk Indonesia. Sedangkan tantangan eksternal adalah globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu-investasi dan transpormasi pada sektor pendidikan dan materi TIMSS dan PISA.

YURIDIS
Secara yuridis, sertifikasi guru telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan aturan ini, maka semua guru dan dosen harus memiliki kualitas (kompetensi) dan kualifikasi yang telah ditetapkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.


Pelaksanaan Kurikulum 2013 diprioritaskan untuk sekolah yang masuk kategori RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) dan berakreditasi A serta harus memenuhi keterjangkauan distribusi buku. 

MENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM MASALAH SOSIAL DAN INDIVIDU

Warga masyarakat di dunia ini tidak akan lepas dari masalah sosial maupun individu yang harus dihadapi dan diselesaikan. Program studi sosial yang diterapkan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus membantu  siswa mengembangkan  kemampuan untuk membuat keputusan  yang  rasional sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah  pribadi maupun sosial melalui  tindakan sosial, memengaruhi kebijakan publik.

Salah satu  komponen  yang penting  dalam pengambilan  keputusan adalah pengetahuan. Dengan pengetahuan dapat dipelajari informasi historis dan sosiologis pada perubahan lingkungan. dan akan mampu membuat beberapa prediksi tentang perubahan apa yang  mungkin atau tidak mungkin terjadi di lingkungannya. Pengetahuan yang berfungsi sebagai dasar untuk keputusan rasional  harus  interdisipliner.  Pengetahuan satu  disiplin  tidak cukup  untuk membantu membuat keputusan cerdas  tentang isu sosial  yang kompleks.

Tidak cukup dengan pengetahuan, pengambilan  keputusan juga harus mampu diperoleh sendiri bila diperlukan dan  tepat. Pengetahuan  yang didasarkan keputusan rasional juga harus kuat dan  luas  yang berlaku  sehingga  rnemungkinkan  pembuat keputusan untuk membuat prediksi yang paling akurat. 


Dalam mengambil  keputusan  juga harus mampu mengidentifikasi  dan mengklarifikasi  nilai, serta menghubungkan  konsep  dan generalisasi. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi  program alternatif  tindakan dan memprediksi konsekuensi  yang mungkin terjadi.